Minggu, 19 April 2009

(Pencetus Rekayasa Pertanian Organik)

PENGANTAR KATA


Seiring dengan krisis ekonomi yang melanda Amerika, maka hampir semua negara yang tidak siap menghadapinya, terasa sekali terkena imbasnya. Kecuali negara tirai bambu China yang telah mempersiapkan diri meningkatkan harkat hidup masyarakatnya dengan mengubah infrastruktur negara pertanian / agraris menjadi negara semi industri dengan bahan baku kandungan lokal. Sehingga sudah tidak lagi tergantung dengan negara lain sebagai pemasok.
Persiapan langkah negara tirai bambu China ini merupakan sebuah contoh dikalangan negara-negara Asia yang mempunyai Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam melimpah yang patut dimanfaatkan untuk mengayomi hajat hidup orang banyak seperti tersurat di dalam Undang-Undang Dasar’45 pasal 33 ayat 3.
Panulis berusaha mengingatkan kekayaan alam Indonesia yang tiada taranya dibanding dengan negara-negara sekitar kita. Maka sudah selayaknyalah kita mampu untuk hidup dengan ekonomi biaya murah, yaitu memanfaatkan semua kandungan lokal untuk menjadi Sumber Daya Alam yang dapat mengayomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan kaya akan segala bahan-bahan yang dibutuhkan di dalam operasional kehidupan sehari-hari.
Salah satu komoditas ketahanan pangan dari kandungan lokal yaitu ”singkong” memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat luar biasa bila dioptimalkan dengan teknologi ilmu pengetahuan ”rekayasa pertanian organik”.
Tentu saja Indonesia akan menjadi lebih maju dari negara tirai bambu China dan menjadi mercu suar dunia, bila kita mau menyadari dan memberdayagunakan segala kemampuan untuk memajukan Indonesia, melalui segala aspek prestasi kehidupan.
Untuk itu kita tidak akan lagi tergantung kepada pasokan barang-barang luar negeri dan betul-betul meningkatkan harkat hidup masyarakat Indonesia, dengan mengkonsumsi kandungan lokal sebagai bahan baku produksi sehari-hari. SEMOGA



Hormat saya,
Pimpinan Agro Makmur


Soelaiman Budi S.
(Pencetus Rekayasa Pertanian Organik)