Rabu, 18 Juni 2008

BBN BISA JADI SOLUSI ATAS MAHALNYA BBM

BBN bisa jadi solusi atasi mahalnya BBM


Solo ( Espos )

   Keberadaan biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) dipandang sebagai solusi terbaik meroketnya harga minyak dunia yang berimbas pada naiknya bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.

   Ketua Perhimpunan Masyarakat Bio Energi Jateng, Budi Soelaiman, mengungkapkan BBN bakal menjadi bahan bakar alternative bagi masyarakat Indonesia, menyusul adanya kekhawatiran habisnya BBM pada 16 tahun mendatang. Dia menyebut untuk mendapatkan satu liter biofuel, pengusaha menyiapkan 5 kg singkong atau 5 liter tetes tebu atau 4 kg biji jarak.

   “Komoditas sejumlah itu saat ini memang masih kurang, untuk masyarakat, terutama petani, mulai saat ini seharusnya lebih meningkatkan penanaman tiga prouk penghasil biofuel tersebut, “ urainya, saat dihubungi Espos, Selasa ( 11/3 ).

   Budi yang juga dikenal sebagi bapak biofuel Jateng tersebut, melalui perusahaan Agro Makmur, sekarang ini giat mengadakan sosialisasi untuk mendukung program BBN itu. Hal itu, menurut dia, senada dengan program pemerintah untuk menggalakkan tanaman biofuel,yakni Kepres No.5 dan Inpres No.1 tahun 2006.

   Terkait program tersebut,langkah jangka pendek yang dapat segera dilaksanakan adalah dengan meningkatkan volume penanaman tanaman biofuel. Tanaman singkong misalnya, kata Budi, yang semula hanya ditanam di sela-sela tanaman pokok, hendaknya mulai ditanam di lahan sendiri atau monokultur.    m65

 

2 komentar:

ahmadsenage mengatakan...

Selamat Siang Pak. BudiNama saya yoval, saya tertarik dengan literatur anda mengenai pembuatan bioetanol dengan bahan dasar ubi kayu. Ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan pak1. Kira-kira berapa besar harga rata-rat untuk menghasilkan 1 liter bioetanol, setelah melewati proses dari bahan baku menjadi bahan jadi, dengan menggunakan teknologi yang Bapak terapkan.2. Adakah bahan dasar lain yang lebih efektif, seperti minyak sawit, misalnya.Hal ini cukup menarik buat saya mengingat saya adalah seorang putra daerah dari pedalaman sumatera, terus terang saya sangat prihatin dengan segala keterbatasan fasilitas yang didapat sebagian warga kami dipedalaman, terutama akan akses teknologi dan informasi, dan kesemua itu disebabkan oleh ketidak adaannya energi, seperti minyak/bahan bakar.Saya mengharapkan masukan Bapak agar dapat membantu memberi saran bagaimana penerapan pembuatan energi ramah lingkungan, dengan teknologi yang sederhana, untuk saya terapkan diwilayah tempat tinggal keluarga besar saya. Saat ini saya tinggal di Jakarta, yang sama sekali tidak merasakan lagi kesulitan seperti saudara-saudara saya yang lain di daerah. Tapi masalahnya pak, saya berprinsip tidak ada gunanya saya menjadi gubernur, atau presiden sekalipun kalau masih ada keluarga saya yang tidak kenal internet, dan akses teknologi yang lain karena kendala keterbatasan energi, Semoga Bapak dapat membantu.Salam HangatAhmad Yoval Senage

Asmaruddin mengatakan...

Salam u/ p' Sulaiman B. Saya sangat tertarik dengan artikel bapak tentang bioethanol padat. Akan tetapi ketika saya mencoba berdasarkan teori yang menurut saya cukup sederhana ternyata gagal. Tetap saja yang namanya ethanol dengan stearid acid tidak bisa dicampur. Mohon Bantuannya untuk bapak dapat berbagi tentang pembuatan bioetanol padat pak.